MOHON KUNJUNGI http://urantiaindonesia.blogspot.com atau http://bukuurantia.blogspot.com untuk mendapatkan bahan, artikel dan terjemahan terbaru Buku Urantia, diupdate tiap hari.
FOR UPDATE PLEASE VISIT http://urantiaindonesia.blogspot.com or http://bukuurantia.blogspot.com for updated information.
YANG MAHATINGGI (THE SUPREME BEING)
Mekanisme Tuhan dalam master universe ada 2 macam dikaitkan dengan hubungannya dengan kekekalan. Hadirat Allah itu ganda :
Sekali lagi perlu diingat bahwa Allah Trinitas bersama Sorga dan Havona ada tanpa awal dan akhir. Mereka eksistensial-dalam aktualitas.
Setelah itu Allah menciptakan ruang-waktu dengan menciptakan superuniverse-galaksi-bintang dan semua yang kita alam sekarang. Allah yang mengalami pengalaman (eksperiential) itulah terbagi dalam 3 pribadi : 1) Allah Supremasi ruang waktu, 2) Allah Transendensi ruang waktu atau Ultimasi, dan 3) Allah Absolut. Mereka ada awalnya, bersamaan dengan penciptaan ruang-waktu, tetapi tidak ada akhirnya.
Supremasi dan Ultimasi adalah sepenuhnya eksperiential. Tuhan Absolut adalah eksperiential dalam aktualisasi, tetapi eksistensial dalam potensialitas.
Setelah mencapai ekspresi eksistensial dalam Anak dan Roh, Bapa sekarang mencapai ekspresi eksperiential dalam level Allah Supremasi, Ultimasi dan Absolut, tetapi mereka sekarang belum sepenuhnya ada (existent), mereka masih dalam proses aktualisasi.
Allah Mahatinggi/Supremasi (God the Supreme), di Havona adalah refleksi roh pribadi dari Trinitas. Hubungan asosiatif ini kemudian secara kreatif meluas dalam Allah Rangkap-Tujuh dan menyatakan diri dalam kuasa Yang Mahakuasa Mahatinggi (Almighty Supreme) dalam alam semesta besar. God The Supreme adalah berpribadi, sedangkan Almighty Supreme tidak berpribadi.
Yang Mahatinggi/Supremasi (The Supreme Being) adalah koordinator sintetis dari semua kegiatan ciptaan-Pencipta dalam alam semesta. Dia bukan pencipta langsung. Dia adalah korelator dan pen-sintesa keilahian dalam ruang-waktu. Jika akhirnya telah teraktualisasi, maka akan menjadi fusi antara yang terbatas dan yang tidak terbatas.
Mengenai God the Supreme, Almighty Supreme, dan Supreme Being memerlukan pembahasan tersendiri.
Allah itu tidak terbatas, sedangkan manusia terbatas. Itulah sebabnya, Allah Bapa menetapkan pendekatan rangkap tujuh dari ciptaan kepada Tuhan:
Inilah jalan yang ditempuh oleh manusia untuk mencapai Allah. Yang pertama diawali dengan pengenalan tentang keilahian Creator Son, kemudian Ancient of Days, dan seterusnya. Artinya, kita harus terlebih dahulu mengakui Yesus, Creator Son yang telah berinkarnasi sebagai Tuhan kita. Yesus menunjukkan cara bagaimana bisa hidup kekal, bagaimana kita yang terbatas ini bisa mencapai yang tidak terbatas. Ini baru langkah pertama.
Supreme Being berada di posisi tengah. Dia adalah jembatan antara Allah Trinitas di Sorga dengan Allah dalam ruang-waktu. Dia mengambil pribadi dan sifatNya dari Trinitas, kemudian mengaktualisasikan diri dalam diri Creator Son, Ancient of Days, dan Master Spirits.
Supreme Being menunjukkan cara bagaimana melakukan sintesis ilahi, yang memungkinkan yang terbatas mencapai tingkat absonit, dan selanjutnya untuk berusaha mencapai Ultimasi.
(sekali lagi, ada tiga level dalam semesta 1) supremasi ruang waktu, 2) transendensi ruang waktu atau ultimasi, dan 3) level absolut)
ALLAH ULTIMASI (GOD THE ULTIMATE). Allah Ultimasi berkembang dari potensi ilahi yang berada dalam wilayah transendensi ruang-waktu dari master universe. Dia adalah pribadi Tuhan yang berfungsi dalam level absonit dan di atas superwaktu dan ruang transenden.
ALLAH ABSOLUT (GOD THE ABSOLUTE). Allah Absolut adalah tujuan realisasi dari semua yang superabsonit, dan karena hampir tidak mungkin dipahami akal manusia.
I. Tuhan Absolut (Deity Absolute) adalah aktivator yang mahakuasa. Dia merencanakan atau bertindak secara absolut, melihat semua kemungkinan dan masa depan. Deity Absolute dipisahkan dari realitas tanpa batas oleh kehendak Bapa, dan di dalamnyalah semua aktivitas ilahi terjadi. Dia adalah Qualified Absolute.
II. Absolut Tanpa-Kualifikasi (Unqualified Absolute) adalah tidak personal, ekstra ilahi, dan tidak dipertuhan. Dia tidak memiliki kepribadian, keilahian, atau semua hak penciptaan. Tidak ada fakta, kebenaran, wahyu, filsafat, atau yang lain dapat menjelaskan diri Yang Absolut tanpa Kualifikasi ini. Yang jelas, Dia adalah realitas positif. Dia meliputi dan mengendalikan semua ruang yang maha luas, tetapi dikondisikan (dipengaruhi) oleh kehadiran kehidupan, pribadi, pikiran dan roh; serta kehendak dan mandat dari Allah Trinitas.
III. Universal Absolute, adalah yang menggabungkan, yang mengkoordinasikan antara Yang Berkualifikasi dan Tidak Berkualifikasi; antara yang dipertuhan dan yang tidak dipertuhan; antara aktivator dan respons; antara yang aktivator-dinamis dan yang statis-reaktif; antara pribadi dan non-pribadi, antara waktu dan kekekalan; antara terbatas dan tidak terbatas; potensi dan aktualita. Fungsi asosiatif kutub-kutub itu dilakukan oleh Universal Absolute. Wujudnya adalah alam semesta ini dengan semua yang ada di dalamnya.
Trinitas Sorga itu eksistensial (ada dari semula dan tetap ada) dan tidak dapat dihindarkan. Allah memang demikian. Bapa mengadakan yang berpribadi (Allah Anak) dengan yang tidak berpribadi (Sorga). Koordinasi keduanya dilakukan oleh Pikiran (Allah Roh).
Selanjutnya Allah mencipta ruang waktu yang eksperiential, ada dua level subabsolut yaitu supremasi dan ultimasi.
Ada dua bentuk Trinitas eksperiential :
Lalu bagaimana kalau Allah eksistensial digabung dengan 2 Trinitas eksperiential itu. Mungkin hasilnya adalah Trinity of Trinities. Trinitas tanpa batas, eksistensial dan eksperiential. Mungkin penyatuannya akan bermuara pada pribadi Allah Bapa pada lebel konseptual I AM (AKU ADA).
.......betapa dalam dan besarnya Engkau, ya Allah, tidak terselami jalan-jalanMu, tidak dapat aku memahaminya.....