TANTANGAN ABAD MODERN

Paper 193 pasal 5-7, halaman 2075.

Tantangan abad ke duapuluh dan duapuluh satu menghadirkan berbagai tantangan baru bagi agama-agama dunia. Makin tinggi sebuah kebudayaan, makin diperlukan hal-hal rohani, agar dapat menstabilkan masyarakat dan mendapatkan jawaban atas berbagai problem materi-iptek.

Jika kebenaran terlalu banyak dipilah-pilah atau dianalisis seperti di sekolah agama, sering menjadi membingungkan. Kebenaran paling baik diajarkan secara menyeluruh dan sebagai realitas spiritual yang hidup, bukan hanya sebagai ilmu atau inspirasi seni. Ilmu Teologi, jika sudah terlalu mendetil membahas suatu tema tertentu, sering malah menjadi kacau atau keliru.

Agama adalah pengalaman spiritual dan sifatnya pribadi orang per orang. Agama adalah wahyu pada seseorang mengenai tujuan hidup yang kekal dan ilahi. Jadi bedakan agama dengan logika, apresiasi keindahan seni, sosial politik, atau moralitas. Bedakan agama dengan moral (budi pekerti, sopan santun).

Agama dirancang untuk menemukan nilai-nilai semesta yang akan menimbulkan iman, percaya, taat, dan keyakinan selamat. Agama puncaknya adalah penyembahan (worship). Agama menemukan (untuk jiwa) hal-hal yang tertinggi, yang tidak relatif seperti yang ditemukan oleh pikiran manusia. Pemahaman mengenai hal-hal yang di atas pikiran manusia Itu hanya bisa disebabkan pengalaman relijius.

Bersabarlah, hidup di dunia ini pendek, jangan terburu-buru mengikuti keinginan jiwa atau keingin-tahuan. Masih banyak waktu dalam alam semesta yang disediakan pada kita untuk belajar. Jangan mudah ikut sebuah ajaran, atau menciptakan ajaran baru. Lihat terus pada Yesus, lihat kasihnya pada umat manusia, lihat juga bahwa walaupun ada banyak kejahatan dunia, namun Allah menciptakan alam semesta itu baik. Kejahatan itu nampak nyata, namun sementara. Mengapa orang lebih suka berpegang pada kejahatan ? Padahal ada jauh lebih banyak kebenaran yang indah dan baik yang bisa diajarkan.

Yesus mengajarkan dan mengikuti metode pengalaman, seperti ilmu mengajarkan metode eksperimen. Kita menemukan Allah melalui pimpinan spiritual. Kita mendapatkan pengertian ini melalui kecintaan akan keindahan, pengejaran akan kebenaran, kesetiaan pada tugas, dan penyembahan pada kebaikan ilahi. Dari semuanya, kasih adalah penuntun sesungguhnya kepada pengertian yang benar.

Masalah modern yang dihadapi agama ada 2 golongan besar :

  1. Materialisme
  2. Totalitarianisme Sekuler

Setelah itu akan dibahas pula masalah yang dihadapi oleh agama Kristen, sebagai agama yang paling maju di dunia saat ini.

MATERIALISME

Manusia cenderung mengejar pengetahuan. Dan akibat dari keterbatasannya, sering menyimpulkan bahwa dunia dan manusia ini hanya materi semata-mata. Materialisme inilah yang sering dianut oleh para ilmuwan. Bentuk lainnya adalah Komunisme. Orang jadi hanya mengejar pengetahuan dan materi duniawi, sedangkan hal-hal spiritual dianggap tidak masuk akal.

Walaupun masa materialisme yang paling buruk sudah lewat, namun banyak manusia masih terpengaruh. Pendapat para pakar astronomi, misalnya, masih mengabaikan bahwa ada Allah di balik semua fenomena. Materialisme menrendahkan manusia menjadi hanya robot, yang bergerak dalam alam semesta yang mekanistik dan tidak romantis. Walaupun alam semesta dipelajari dengan matematika, namun mungkinkan semesta ini dibuat tanpa Master Ahli Matematika?

Bagaimana jawaban agama terhadap pandangan ahli iptek mengenai materialisme ini ? Agama tidak bisa menjawabnya dengan demokrasi atau sebuah sistem politik.

Jawabannya adalah pertanyaan balik : Jika alam semesta ini hanya proses mekanis, lalu bagaimana timbulnya pikiran? sebuah mesin tidak bisa tahu apalagi mengetahui kebenaran, atau lapar akan kebenaran, atau mencintai kebaikan. Jadi pikiran tidak mungkin muncul dari materi. Konsep mengenai kebenaran, keindahan, dan kebaikan tidak tercakup dalam ilmu kimia atau fisika.

Ilmu bisa membahas hal-hal fisik, tetapi pikiran dari ilmuwan itu bukan hal fisik, itu supermaterial. Materi tidak bisa mengenal kebenaran, apalagi mencintai belas-kasihan atau senang dengan hal-hal spiritual. Pengakuan dan kesadaran moral juga merupakan hal yang nyata sebagaimana halnya rumus matematika berdasar pengamatan ilmu pengetahuan. Moral berada pada tataran yang lebih tinggi. Jika manusia hanya merupakan mesin, lalu mengapa ada begitu banyak variasi kepribadian? Logikanya mesin tentunya seragam, seperti produksi pabrik pembuatnya. Lalu, siapa yang membuat pabriknya? Evolusi alam semesta dan manusia selalu meningkat. Dari tumbuhan satu sel sampai manusia, ada sifat genetik yang terus berkembang. Mengapa berkembang?

Fakta tidak pernah bertentangan dengan iman spiritual yang benar. Teori bisa keliru. Adalah fatal jika mengganti agama dengan ilmu pengetahuan. Lebih baik ilmu pengetahuan dipakai untuk melepaskan manusia dari mistik dan tahayul. Agama adalah kepercayaan manusia mengenai realitas spiritual dan nilai-nilai ilahi. Iptek berguna untuk manusia secara material. Agama untuk hal spiritual. Keduanya berguna untuk meningkatkan wawasan hidup dan meningkatkan kepribadian manusia. Jadi jangan lagi agama dipertentangkan dengan iptek. Alat ukur dan metode penelitian ilmu tidak bisa diterapkan untuk wilayah spiritual.

Materialisme dan ilmu pengetahuan memiliki banyak kelemahan. Alam semesta ini bukan berjalan secara otomatis begitu saja. Interpretasi ilmiah tidak bernilai bila tidak diteliti oleh ilmuwan. Apresiasi seni tidak akan asli bila bukan oleh seorang artis. Evaluasi moralitas tidak akan benar bila tidak melibatkan seorang moralis. Filsafat juga tidak akan berarti kecuali ditafsirkan oleh seorang filsuf. Agama tidak akan ada bila tidak dialami seorang agamis. Penjelasan lebih lanjut dapat dibaca pada Paper 195 pasal 7. THE VULNERABILITY OF MATERIALISM.

 

TOTALITARIANISME SEKULER

Sekularisme adalah pandangan yang dianut banyak orang saat ini. Sumbernya ada dua. Bapak dari sekularisme adalah ilmu abad 18 dan 19 yang sempit, dan tanpa Tuhan - ilmu ateis. Ibu dari sekularisme adalah gereja Kristen abad pertengahan yang totaliter. Sekularisme muncul sebagai protes terhadap dominasi lembaga gereja Kristen yang hampir total terhadap peradaban barat.

Peradaban barat selama 300 tahun terakhir telah berangsur-angsur makin sekuler. Cirinya adalah semakin humanistik, segala sesuatu oleh manusia, tanpa Tuhan. Agama makin lama makin nominal, umumnya hanya menjadi tatacara ritual, mayoritas umat beragama menjadi sekuler. Ke gereja hanya sebagai kebiasaan, doa-doa hanya rutinitas.

Sekulerisme telah melepaskan manusia dari belenggu gereja, namun sebagai akibatnya, melahirkan negara yang totaliter dan tirani. Keluar dari belenggu gereja, masuk belenggu sistem politik dan ekonomi. Ini sudah dialami Jerman di bawah Hitler. Ini juga sudah dialami Rusia dengan sistem komunisnya.

Materialisme menolak Allah. Sekularisme mengabaikan Allah. Hasilnya adalah perang dan kehancuran. Sekulerisme tidak akan membawa kedamaian pada umat manusia. Tidak ada yang dapat menggantikan Allah dalam masyarakat manusia. Walaupun demikian, pemberontakan kaum sekuler ini menghasilkan banyak kebebasan dan kepuasan. Itu baik. Namun sekulerisme memiliki kelemahan besar : Orang memberontak terhadap kekuasaan total para penguasa agama, namun setelah merdeka, orang terus memberontak melawan Allah, baik diam-diam maupun secara terbuka.

Tanpa Allah, tanpa agama, sekulerisme ilmiah tidak akan pernah bisa menyatukan berbagai kekuatan, kepentingan, dan ragam suku dan bangsa. Walaupun nampaknya banyak mencapai temuan ilmiah, namun pelan-pelan masyarakat akan berantakan. Perekat pemersatu utama adalah kebangsaan atau nasionalisme, padahal nasionalisme inilah rintangan utama ke arah perdamaian dunia.

Kelemahan sekulerisme adalah, dia membuang etika dan agama untuk tujuan politik dan kekuasaan. Kita tidak bisa membangun persaudaraan manusia, sementara kita melupakan atau mengingkari Allah sebagai bapak.

Sekulerisme ilmu, pendidikan, industri, dan masyarakat secara total hanya akan membawa malapetaka. Perang Dunia adalah akibat yang tidak dapat dihindari, dan itu sudah kita alami dua kali, apakah kita akan mengulangi untuk ketiga kalinya?