PENGANTAR URANTIA BOOK

Bagian Pertama

MOHON KUNJUNGI http://urantiaindonesia.blogspot.com atau http://bukuurantia.blogspot.com untuk mendapatkan bahan, artikel dan terjemahan terbaru Buku Urantia, updated.

PLEASE VISIT http://urantiaindonesia.blogspot.com or http://bukuurantia.blogspot.com for updated information.

(Catatan saya : bahasa Inggris Pengantar ini tinggi, mendalam, dan kompleks-rangkap, sehingga sering sulit diterjemahkan dengan pas dalam bahasa Indonesia. Banyak kalimat yang saya potong-potong dengan koma. Saya sudah berusaha sebisanya)

Pengantar bagian Kedua

Sumber asli : Foreword, Buku Urantia, halaman 1

Tulisan ini adalah Kata Pengantar oleh Divine Counsellor, kepala tim penyusun Buku Urantia.

PENGANTAR

Dalam pikiran manusia di Urantia -- itu nama duniamu -- ada kebingungan besar mengenai arti istilah-istilah seperti Allah, keilahian, dan ketuhanan. Manusia juga lebih bingung dan tidak yakin mengenai hubungan para pribadi ilahi yang ditunjukkan oleh berbagai nama ini. Karena kemiskinan konsep ini yang berhubungan dengan demikian banyaknya kebingungan pendapat, Aku telah telah diperintahkan untuk menyusun kata pengantar untuk penjelasan arti-arti yang akan dikaitkan pada simbol-simbol kata tertentu yang bisa kemudian digunakan dalam paper-paper yang mana korps para pewahyu kebenaran Orvonton diijinkan untuk menerjemahkan dalam bahasa Inggris Urantia.

Sulit sekali untuk menyajikan konsep-konsep yang lebih luas dan kebenaran yang lebih maju, dalam upaya kami untuk memperluas kesadaran kosmis dan meningkatkan persepsi rohani, kalau kami dibatasi pada penggunaan suatu bahasa daerah tertentu. Tetapi mandat yang kami terima mengharuskan kami untuk menggunakan semua upaya untuk membawakan maksud-maksud kami, dengan menggunakan simbol kata-kata dalam bahasa Inggris. Kami telah diinstruksikan untuk memperkenalkan istilah baru, hanya jika konsep yang akan digambarkan itu tidak ada istilahnya dalam bahasa Inggris yang dapat digunakan untuk membawakan konsep baru tersebut secara tidak sempurna atau bahkan dengan sedikit penyimpangan arti.

Dengan harapan untuk mendukung pemahaman dan menghindari kebingungan pada bagian setiap manusia yang bisa menggunakan paper-paper ini, kami menganggap bijaksana untuk menampilkan dalam tulisan awal ini suatu garis besar arti-arti yang dikaitkan dengan berbagai kata-kata dalam Bahasa Inggris yang akan digunakan dalam penyebutan mengenai Ketuhanan dan beberapa konsep terkait mengenai hal-hal, arti-arti dan nilai-nilai realitas universal.

Namun untuk menyusun Pengantar mengenai definisi dan pembatasan-pembatasan istilah ini, perlu untuk mengantisipasi penggunaan istilah-istilah ini dalam tulisan berikutnya. Karena itu, Pengantar ini bukan merupakan pernyataan yang final dalam dirinya sendiri; ini hanya suatu panduan definitif yang dirancang untuk membantu mereka yang akan membaca paper-paper lainnya yang membahas mengenai Ketuhanan dan alam-alam semesta yang telah disusun oleh suatu komisi Orvonton yang dikirim ke Urantia untuk maksud ini.

Duniamu, Urantia, adalah satu dari banyak planet serupa yang berpenduduk yang menyusun alam semesta lokal Nebadon. Alam semesta ini, bersama dengan ciptaan-ciptaan yang serupa, menyusun alam semesta super Orvonton, yang dari ibukotanya, Uversa, komisi kami berangkat. Orvonton adalah salah satu dari tujuh alam semesta super yang berevolusi dalam ruang dan waktu yang mengitari ciptaan ilahi yang sempurna tanpa awal dan tanpa akhir -- yaitu alam semesta pusat Havona. Pada inti alam semesta pusat dan kekal ini adalah Pulau Sorga yang tinggal tetap, pusat geografis dari ketidak-terbatasan dan tempat kediaman Allah yang kekal.

Ketujuh alam semesta super yang berkembang dalam hubungannya dengan alam semesta pusat dan ilahi, kami menyebutnya sebagai alam semesta besar; merekalah yang saat ini merupakan ciptaan yang terorganisir dan berpenduduk. Mereka semua adalah suatu bagian dari alam semesta master, yang juga mencakup alam semesta bagian luar yang belum didiami namun sedang disiapkan.

 

1. KETUHANAN DAN KEILAHIAN

Alam-alam semesta menyatakan fenomena kegiatan-kegiatan ketuhanan pada berbagai tingkat realitas kosmis, makna pikiran, dan nilai roh, tetapi semua pengaturan ini –- pribadi atau bukan –- adalah dikoordinasikan secara ilahi.

TUHAN dapat dipribadikan sebagai Allah, adalah prapribadi dan superpribadi dalam cara-cara yang tidak dapat dipahami seluruhnya oleh manusia. Tuhan itu dicirikan oleh kualitas kesatuan –- aktual atau potensial -– pada semua level realitas supermaterial, dan kualitas pemersatu ini paling tepat dipahami oleh para makhluk sebagai keilahian.

Tuhan berfungsi dalam tingkat pribadi, prapribadi, dan superpribadi. Tuhan secara total adalah fungsional dalam tujuh tingkat berikut ini :

  1. Statis –- Tuhan yang meliputi-diri-sendiri (self-contained) dan ada-sendiri (self-existent).
  2. Potensial –- Tuhan yang berkehendak-sendiri (self-willed) dan bertujuan-sendiri (self-purposive)
  3. Asosiatif –- Tuhan yang berpribadi-sendiri dan bersaudara secara ilahi (divinely fraternal)
  4. Kreatif –- Tuhan yang terdistribusi-sendiri dan Tuhan yang mengejawantah secara ilahi
  5. Evolusional –- Tuhan yang berekspansi-sendiri dan Tuhan yang dikenali ciptaan.
  6. Supremasi –-Tuhan yang berpengalaman-sendiri dan yang menyatukan-pencipta-dan-ciptaan. Tuhan yang berfungsi pada tingkat pengenalan-makhluk yang pertama, sebagai pengendali ruang-waktu dari alam semesta besar, kadang-kadang disebut Supremasi Tuhan.
  7. Ultimasi – Tuhan yang memproyeksikan-sendiri (self-projected) dan Tuhan yang melampaui ruang-waktu. Tuhan mahakuasa, mahatahu, dan mahahadir. Tuhan yang berfungsi pada tingkat kedua dari ekspresi keilahian yang mempersatukan sebagai pengendali yang efektif dan penyangga absonit dari alam semesta master. Dibandingkan dengan pelayanan Ketuhanan pada alam semesta besar, fungsi absonit ini dalam alam semesta master adalah setara dengan pengendalian universal dan ..........., kadang-kadang disebut Ultimasi Tuhan.

Level realitas finit atau terbatas adalah dicirikan oleh keterbatasan hidup makhluk dan ruang-waktu. Realitas-realitas finit bisa tanpa akhir, tetapi mereka selalu memiliki awal -- mereka diciptakan. Level kesupremasian Tuhan dapat dianggap sebagai suatu fungsi dalam kaitannya dengan eksistensi-eksistensi yang terbatas.

Level realitas absonit dicirikan oleh hal-hal dan makhluk-makhluk yang tanpa awal dan akhir dan oleh ketransendenan ruang-waktu. Para Absoniter tidak diciptakan; mereka diakibatkan (eventuated) –- mereka ada begitu saja. Level keultimasian Tuhan mengkonotasikan suatu fungsi dalam hubungannya dengan realitas absonit. Dimanapun bagian alam semesta master, kapan saja ruang dan waktu ditransendenkan, fenomena absonit tersebut adalah suatu perbuatan dari keultimasian Tuhan.

Level absolut adalah tanpa awal, tanpa akhir, tanpa waktu, dan tanpa ruang. Sebagai contoh : Di Sorga, ruang dan waktu adalah tidak ada, status ruang-waktu Sorga adalah absolut. Level ini dicapai Trinitas, secara eksistensi, oleh Ketuhanan Sorga (Paradise Deities), tetapi level ketiga dari ekspresi pemersatu Tuhan ini secara pengalaman belum sepenuhnya dipersatukan. Kapan saja, dimana saja, dan dengan cara apapun level absolut Tuhan berfungsi, nilai dan arti absolut-Sorga dinyatakan.

Tuhan bisa eksistensial sebagaimana dalam Putera yang Kekal; berpengalaman, sebagaimana dalam Yang Mahatinggi; asosiatif, sebagaimana dalam Allah Rangkap-Tujuh; tak terbagi, sebagaimana dalam Trinitas Sorga.

Tuhan adalah sumber dari semua yang ilahi. Tuhan itu ilahi secara karakteristik dan secara tetap, tetapi semua hal yang ilahi tidak selalu harus Tuhan, walaupun itu akan disejajarkan dengan Tuhan, dan akan cenderung ke arah beberapa fase kesatuan dengan Tuhan -- baik spiritual, pikiran, atau pribadi.

KEILAHIAN (DIVINITY) adalah kualitas karakteristik, pemersatu, dan penyejajar Tuhan. Keilahian dapat dipahami makhluk ciptaan sebagai kebenaran, keindahan, dan kebaikan; dikaitkan dengan pribadi sebagai kasih, rahmat, dan penata-layanan; dinyatakan pada level bukan-pribadi sebagai keadilan, kekuasaan, dan kedaulatan.

Keilahian bisa sempurna –- lengkap -- sebagaimana pada level eksistensial dan pencipta dari kesempurnaan Sorga; keilahian bisa juga tidak sempurna, seperti pada level eksperiensial dan makhluk dari evolusi ruang-waktu; atau bisa relatif, bukan sempurna, bukan juga tidak sempurna, seperti pada level-level tertentu hubungan eksistensial-eksperiensial Havona.

Kalau kita mencoba untuk membayangkan kesempurnaan dalam semua fase dan bentuk relativitas, kita menjumpai tujuh jenis yang bisa dibayangkan :

1. Kesempurnaan absolut dalam semua aspek.

2. Kesempurnaan absolut dalam beberapa fase dan kesempurnaan relatif dalam semua aspek yang lain.

3. Aspek-aspek absolut, relatif, dan tidak-sempurna dalam berbagai gabungan.

4. Kesempurnaan absolut dalam beberapa hal, ketida-sempurnaan dalam semua yang lain.

5. Kesempurnaan absolut tanpa arah, kesempurnaan relatif dalam semua manifestasi/perwujudan.

6. Tidak ada fase kesempurnaan absolut, relatif dalam beberapa fase, dan tidak sempurna dalam yang lainnya.

7. Tidak ada sifat kesempurnaan absolut, ketidak-sempurnaan dalam semuanya.

 

ALLAH (GOD)

Manusia (yang) berkembang mengalami suatu dorongan yang tidak tertahankan untuk melambangkan konsep mereka yang terbatas mengenai Allah. Kesadaran manusia mengenai tugas moral dan idealisme spiritual mewakili suatu level nilai -- suatu kenyataan pengalaman -- yang sulit dilambangkan.

Kesadaran kosmis mengakibatkan pengenalan adanya Sang Sebab yang Pertama, realitas yang satu dan yang tanpa sebab lagi. Allah, Bapa Universal, berfungsi dalam tiga level kepribadian-Tuhan tentang ekspresi nilai subinfinit dan keilahian relatif :

  1. Prapribadi -– seperti dalam pelayanan pecahan Bapa, seperti misalnya Pengatur Pikiran.
  2. Pribadi -– sebagaimana dalam pengalaman berevolusi makhluk yang diciptakan dan dikembang-biakkan.
  3. Suprapribadi -– sebagaimana dalam eksistensi makhluk-makhluk absonit tertentu dan yang berkaitan dengannya.

ALLAH (GOD) adalah suatu lambang kata yang menunjukkan semua personalisasi Tuhan. Istilah ini perlu definisi berbeda pada tiap level pribadi dari fungsi Tuhan, dan harus didefinisikan ulang lagi dalam tiap level-level ini, sebagaimana istilah ini dapat digunakan untuk menunjuk pada berbagai personalisasi Tuhan yang sejajar dan yang lebih rendah. Misalnya : para Putera Pencipta Sorga -- para bapa alam semesta lokal.

Istilah Allah, sebagaimana kita menggunakannya, dapat dimengerti :

Oleh nama panggilannya -- sebagai Allah Bapa.

Oleh konteksnya -- sebagaimana kalau digunakan dalam diskusi mengenai salah satu level atau hubungan ketuhanan. Jika ragu mengenai penafsiran yang tepat mengenai kata Allah, disarankan untuk menunjuk pada pribadi Bapa Universal.

Istilah Allah selalu berarti kepribadian. Tuhan bisa berarti atau bisa juga tidak berarti kepribadian keilahian.

Istilah ALLAH digunakan dalam paper-paper ini, dengan makna-makna berikut ini :

  1. Allah Bapa -- Pencipta, Pengendali, dan Penyangga. Bapa Universal, Pribadi Tuhan yang Pertama.
  2. Allah Putera -- Pencipta Sejajar, Pengendali Roh, Administrator Rohani, Putera yang Kekal, Pribadi Tuhan yang Kedua.
  3. Allah Roh -- Aktor Pemersatu, Integrator Universal, dan Pemberi Pikiran. Roh Tanpa-Batas, Pribadi Tuhan yang Ketiga.
  4. Allah Supremasi (Mahatinggi) -– Allah ruang dan waktu yang sedang mengaktualisasi diri dan yang sedang berkembang. Tuhan Pribadi secara asosiatif merealisir pencapaian pengalaman ruang-waktu dari identitas ciptaan-Pencipta. Yang Mahatinggi secara pribadi mengalami pencapaian kesatuan Tuhan sebagai Allah yang berkembang dan berpengalaman dari para makhluk ruang dan waktu yang berevolusi.
  5. Allah Rangkap-Tujuh –- Kepribadian Tuhan di mana saja yang secara aktual berfungsi dalam ruang dan waktu. Pribadi para Tuhan Sorga dan rekan-rekan sejawat kreatif mereka yang berfungsi dalam dan diluar batas alam semesta pusat dan mempribadikan-kuasa sebagai Yang Mahatinggi pada tingkat ciptaan pertama dari penyatuan wahyu Tuhan dalam ruang dan waktu. Tingkat ini, alam semesta besar, adalah wilayah penurunan raung-waktu para pribadi Sorga dalam hubungan kebalikan dengan kenaikan ruang-waktu para mahkluk berevolusi.
  6. Allah Ultimasi (Mahaakhir/dasar). 
  7. Allah Absolut – Ini adalah level ketiga dari penyatuan ekspresi dan ekspansi Tuhan. Pada level superkreatif ini, Tuhan mengalami habisnya potensi yang dapat dipersonalisasi, menjumpai penyelesaian keilahian, dan mengalami habisnya kapasitas untuk pewahyuan diri pada level-level personalisasi lain yang berikutnya dan yang progresif. Tuhan menjumpai, bersinggungan dengan, dan mengalami keserupaan, dengan Yang Absolut Tanpa-Kualifikasi.

SUMBER DAN PUSAT PERTAMA

Realitas tanpa-batas, total, berada dalam tujuh fase dan sebagai tujuh Absolut yang sejajar :

  1. Sumber dan Pusat Pertama
  2. Sumber dan Pusat Kedua
  3. Sumber dan Pusat Ketiga
  4. Pulau Surga
  5. Yang Absolut Ketuhanan
  6. Yang Absolut Universal
  7. Yang Absolut Tanpa-Kualifikasi.

Allah, sebagai Sumber dan Pusat Pertama, adalah yang pertama dalam hubungannya dengan realitas total -- secara tanpa kualifikasi. Sumber dan Pusat Pertama adalah tanpa batas demikian pula kekal dan oleh sebab itu dibatasi atau dipengaruhi hanya oleh kehendak.

Allah -- Bapa Universal -- adalah kepribadian Sumber dan Pusat Pertama dan sebagai itu menjaga hubungan pribadi pengendalian tanpa-batas atas seluruh sumber-sumber dan pusat-pusat yang sejajar dan bawahan-Nya. Pengendalian demikian adalah bersifat pribadi dan tanpa-batas dalam potensial, sekalipun hal tersebut tidak pernah berfungsi karena kesempurnaan fungsi para sumber, pusat dan pribadi yang sejajar atau yang bawahan.

Oleh sebab itu, Sumber dan Pusat Pertama adalah utama dalam semua wilayah : dipertuhan atau tidak dipertuhan, pribadi atau bukan pribadi, aktual atau potensial, terbatas atau tidak terbatas. Tidak ada benda atau makhluk, relativitas atau finalitas, bisa ada kecuali dalam hubungan langsung atau tidak langsung dengan, dan bergantung pada, keutamaan Sumber dan Pusat Pertama.

Sumber dan Pusat Pertama dihubungkan dengan alam semesta sebagai :

  1. Gaya gravitasi alam semesta material memusat (konvergen) pada pusat gravitasi Sorga-Bawah. Itulah sebab mengapa lokasi geografis pribadi-Nya selama-lamanya ditetapkan dalam hubungan absolut pada pusat energi-kekuatan bidang bawah atau material Sorga. Tetapi kepribadian absolut Tuhan ada pada bidang atau atau spiritual Sorga.
  2. Kekuatan pikiran (mind) memusat dalam Roh Tanpa-Batas; pikiran kosmis yang diferensial dan divergen memusat dalam Ketujuh Roh Master; pikiran yang berdasarkan fakta dari Yang Mahatinggi sebagai suatu pengalaman ruang-waktu memusat di Majeston.
  3. Kekuatan roh semesta memusat dalam Putera Yang Kekal.
  4. Kapasitas tak-terbatas untuk aksi Tuhan berada dalam Absolut Ketuhanan.
  5. Kapasitas tak-terbatas untuk respon tanpa-batas berada dalam Absolut Tanpa-Kualifikasi.
  6. Kedua Absolut itu -- yang punya kualifikasi dan yang tak berkualifikasi -- disejajarkan dan disatukan dalam dan oleh Absolut Universal.
  7. Kepribadian potensial dari suatu makhluk bermoral yang ber-evolusi atau makhluk bermoral yang lain dipusatkan dalam kepribadian Bapa Universal.

REALITAS, sebagaimana dipahami oleh para makhluk yang terbatas, adalah parsial, relatif dan tidak jelas. Realitas Tuhan yang maksimum sepenuhnya dapat terpahami oleh para makhluk terbatas yang ber-evolusi adalah tercakup didalam Yang Mahatinggi (Supreme Being). Sekalipun demikian ada realitas-realitas pendahulunya dan kekal, realitas-realitas superfinit, yang adalah leluhur dari Tuhan Mahatinggi makhluk ruang-waktu ber-evolusi ini. Dalam upaya menggambarkan asal dan wujud realitas universal, kami terpaksa menggunakan cara penalaran ruang-waktu agar dapat mencapai level pikiran manusia. Sebab itu, haruslah banyak peristiwa kekekalan yang bersamaan (simultan) akan dijelaskan secara berurutan.

Sebagaimana suatu makhluk ruang-waktu melihat asal dan pembedaan Realitas, AKU ADA yang kekal dan tanpa-batas mencapai pembebasan Ketuhanan dari belenggu ketidak-terbatasan tanpa-kualifikasi melalui penggunaan kehendak bebas yang inheren dan kekal, dan pemisahan dari ketidak-terbatasan tanpa-kualifikasi ini menghasilkan tegangan-keilahian absolut

yang pertama. Tegangan diferensial tanpa-batas ini dibereskan (resolved) oleh Absolut Universal, yang berfungsi untuk menyatukan dan menyejajarkan ketidak-terbatasan dinamis Ketuhanan Total dan ketidak-terbatasan statis Absolut Tanpa-Kualifikasi.

Dalam transaksi awal ini AKU ADA (I AM) teoritis mencapai realisasi kepribadian dengan menjadi Bapa Kekal dari Putera Pertama bersamaan dengan menjadi Sumber Kekal dari Pulau Sorga. Ada bersamaan dengan pembedaan Putera dari Bapa, dan dalam kehadiran Sorga, muncul pribadi Roh Tanpa-Batas dan alam semesta pusat Havona. Dengan kemunculan Ketuhanan berpribadi yang ada-bersama : Putera Kekal dan Roh Tanpa-Batas, Bapa melepaskan diri, sebagai suatu kepribadian, dari penyerapan tak-terhindarkan lainnya diseluruh-bagian potensial Ketuhanan Total. Sejak itu hanya dalam hubungan Trinitas dengan dua Ketuhanan setara-Nya bahwa Bapa dapat mengisi seluruh potensi Ketuhanan, sementara Ketuhanan yang makin berpengalaman sedang diaktualisasikan pada level-level keilahian Supremasi, Ultimasi dan Keabsolutan.

Konsep AKU ADA adalah suatu konsesi filsafat yang kami buat untuk pikiran manusia yang terbatas, terikat-waktu, terbelenggu-ruang, terhadap ketidak-mungkinan pemahaman makhluk terhadap keberadaan yang tanpa-batas -- realitas-realitas dan hubungan-hubungan tanpa-permulaan, tanpa-akhir. Pada makhluk ruang-waktu, segala hal harus memiliki permulaan kecuali hanya YANG TANPA-PENYEBAB -- penyebab dari penyebab primeval (kuno). Sebab itu kami mengkonseptualisasikan level-nilai filsafat ini sebagai AKU ADA, pada saat yang sama mengajarkan pada semua makhluk ciptaan bahwa Putera Kekal dan Roh Tanpa-Batas adalah sama-kekalnya dengan AKU ADA; dengan kata lain, bahwa tidak pernah ada suatu waktu ketika AKU ADA adalah bukan Bapa dari Putera dan, bersamanya, Roh.

Yang Tanpa-Batas digunakan untuk menamai kepenuhan –- finalitas –- diimplikasikan oleh keutamaan Sumber dan Pusat Pertama. AKU ADA yang teoritis adalah suatu ekstensi filsafat-makhluk dari "ketidak-terbatasan kehendak", tetapi Yang Tanpa-Batas adalah suatu level-nilai aktual yang mewakili intensi-kekekalan mengenai ketidak-terbatasan sesungguhnya dari kehendak bebas Bapa Universal yang absolut dan tak-terbelenggu. Konsep ini kadang-kadang disebut Bapa-Tanpa-Batas.

Banyaknya kebingungan dari segenap kelompok makhluk, tinggi dan rendah, dalam upaya mereka untuk menemukan konsep Bapa-Tanpa-Batas ini melekat dalam keterbatasan-keterbatasan pemahaman mereka. Keutamaan mutlak Bapa Universal tidak jelas nampak pada level-level dibawah-tanpa-batas (subinfinit); karena itu mungkin bahwa hanya Putera Kekal dan Roh Tanpa-Batas saja yang dengan sebenarnya mengenal Bapa sebagai suatu ketidak-terbatasan; bagi semua kepribadian yang lain konsep demikian itu merupakan latihan (exercise) iman.

 

REALITAS ALAM SEMESTA

Realitas berbeda-beda pada berbagai level alam semesta, realitas bersumber dalam dan oleh kehendak tanpa batas oleh Bapa Universal dan dapat direalisir dalam tiga fase utama pada berbagai level aktualisasi alam semesta yang beraneka ragam.

  1. Realitas Tidak Dipertuhan-non deified, jangkauannya mulai dari wilayah energi yang non personal, sampai ke alam realitas dari nilai eksistensi universal yang tidak dipersonalisasikan, bahkan sampai ke hadirat dari Unqualified Absolute.
  2. Realitas Dipertuhan-deified, mencakup semua potensi Tuhan yang tanpa batas, menjangkau ke atas melalui semua kepribadian, mulai dari yang terendah sampai yang tinggi tak terbatas, dengan demikian mencakup wilayah dari semua yang dapat dipersonalisasikan, dan lebih lagi – bahkan sampai hadirat Deity Absolute.
  3. Realitas interasosiasi, bukan dipertuhan, bukan juga tidak dipertuhankan, tetapi untuk makhluk sub-Tuhan, ada wilayah realitas interasosiasi yang sangat luas, ada yang masih potensial, ada yang sudah aktual, dan sulit diidentifikasi. Realitas ini kebanyakan dicakup oleh Universal Absolute.

Allah Bapa memulai dan memelihara Realitas. Perbedaan utama realitas adalah yang dipertuhan dan yang tidak dipertuhan – Deity Absolute dan Unqualified Absolute. Hubungan utama adalah tegangan antara mereka. Tegangan yang dibuat oleh Bapa ini dengan sempurna ditetapkan oleh, dan dikekalkan sebagai Universal Absolute.

Dari sudut pandang ruang-waktu, Realitas dapat dibagi lebih lanjut sbb:

  1. Aktual dan Potensial. Realitas yang ada dalam kepenuhan ekspresi dibedakan dengan yang memiliki kapasitas pengembangan yang belum terlaksana. Contoh : Allah Anak adalah aktualitas rohani yang absolut, manusia umumnya suatu potensi rohani yang belum direalisir.
  2. Absolut dan Subabsolut. Realitas absolut adalah eksistensi yang kekal. Realitas subabsolut dibagi menjadi dua level : Absonit – realitas yang relatif baik terhadap waktu maupun ruang, Finit – realitas yang diproyeksikan dalam ruang dan diaktualisasikan dalam waktu.
  3. Eksistensial dan Eksperiential. Tuhan Sorga adalah eksistensial, tetapi Supremasi dan Ultimasi adalah eksperiential (sedang mengalami pengalaman)
  4. Personal dan Impersonal. Ekspansi Ketuhanan, ekspresi pribadi, dan evolusi semesta adalah dikondisikan selamanya oleh kehendak bebas Bapa, yang memisahkan arti dan nilai aktualitas dan potensialitas yang berpusat pada Allah Anak (pribadi-roh-pikiran), dengan hal-hal yang berpusat di Sorga.

Sorga (Paradise) adalah istilah yang meliputi pusat Absolut baik yang berpribadi maupun yang tidak berpribadi, dari semua fase realitas semesta. Sorga bisa diartikan dengan sembarang dan semua bentuk realitas, Ketuhanan, keilahian, kepribadian, dan energi – roh, pikiran atau materi. Semua berbagi Sorga sebagai tempat asal, fungsi, dan tujuan.

Pulau Sorga (The Isle of Paradise) – adalah Absolut dari kendali gravitasi-materi dari Allah Bapa. Sorga tidak bergerak, satu-satunya yang tidak bergerak di alam semesta. Pulau Sorga punya lokasi semesta, tetapi tidak punya posisi dalam ruang. Pulau yang kekal ini adalah sumber aktual dari alam semesta fisik – dulu, sekarang, dan mendatang. Pulau Terang adalah turunan dari Tuhan, tetapi bukan Tuhan, ciptaan materi adalah bukan bagian dari Tuhan, tetapi merupakan akibat.

Sorga adalah bukan pencipta; sorga adalah pengendali yang unik terhadap berbagai kegiatan alam semesta, lebih sebagai pengendali daripada sebagai reaktor. Sorga berpengaruh terhadap force, energy dan power, tetapi Sorga itu sendiri unik dan terpisah. Sorga tidak mewakili apapun, dan apapaun tidak mewakili Sorga. Dia bukan force atau suatu hadirat, Sorga semata-mata adalah Sorga.

 

REALITAS KEPRIBADIAN (PERSONALITY REALITY)

Kepribadian - personality- adalah suatu level realitas yang dipertuhan, dan meliputi mulai dari manusia, morontia, roh, sampai ke tercapainya status kepribadian yang sudah final. Bagi manusia itu demikian, namun masih ada lagi riwayat para ciptaan yang lain.

Kepribadian dapat dikembangkan tanpa batas, evolusi progresifnya tidak ada batasnya. Pada level pengalaman, semua nilai kepribadian dapat diasosiasikan dan bahkan diciptakan bersama (cocreational). Bahkan Allah dan manusia dapat sama-sama eksis dalam satu pribadi tunggal. Inilah yang terjadi pada Michael Christ. Dia Anak Allah sekaligus Anak Manusia.

Pra personal, personal, dan superpersonal semua dikaitkan bersama. Tetapi yang tidak berpribadi tidak bisa diubah langsung menjadi pribadi. Kepribadian itu tidak spontan, tetapi merupakan pemberian Bapa. Kepribadian diletakkan di atas (superimpose) energi, dan dikaitkan hanya dengan sistem energi hidup. Lain halnya dengan identitas. Identitas dapat juga diasosiasikan dengan pola energi tidak-hidup.

Allah Bapa adalah rahasia kepribadian. Dia yang memberikan kepribadian, dan tujuan dari kepribadian. Allah Anak adalah pribadi absolut, rahasia energi spiritual, roh morontia, dan roh yang disempurnakan. Allah Roh adalah pribadi pikiran-roh, sumber kecerdasan, penalaran, dan pikiran semesta. Sorga tidak berpribadi dan ekstraspiritual, sumber dan pusat materi fisik, dan pola master absolut dari realitas material semesta.

Kualitas dari realitas semesta yang dapat dipahami oleh manusia Bumi terdiri pada level berikut ini :

  1. Tubuh. Organisme manusia fisik atau material. Mekanisme elektrokimia hidup yang berasal dari binatang.
  2. Pikiran (mind). Mekanisme pikiran, pemahaman dan perasaan. Pengalaman kesadaran dan ketidak-sadaran secara total.
  3. Roh (spirit). Roh ilahi yang mendiami pikiran manusia – Thought Adjuster – Pengatur Pikiran. Roh ini prapersonal, bukan suatu kepribadian, walaupun nantinya akan menjadi satu dalam kepribadian manusia yang hidup kekal.
  4. Jiwa (soul). Jiwa manusia adalah suatu pencapaian pengalaman. Saat seorang manusia memilih untuk "melakukan kehendak Bapa di sorga", maka Roh yang di dalam orang itu menjadi bapak suatu realitas baru - ciptaan baru. Pikiran material (mekanisme fisik otak) adalah ibu dari realitas yang sedang muncul itu. Substansi realitas baru ini bukan material ataupun spiritual- itu disebut dengan istrilah morontial. Inilah jiwa yang bertumbuh dan tidak mati yang ditakdirkan akan bertahan hidup setelah kematian badan dan mulai perjalanan kenaikan ke Sorga.

Kepribadian. Kepribadian manusia itu bukan tubuh, pikiran, jiwa, bukan pula roh. Kepribadian adalah satu realitas yang tidak-berubah dalam pengalaman ciptaan yang selalu berubah; kepribadian menyatukan semua faktor yang terkait dengan individualitas seseorang. Kepribadian adalah pemberian Bapa, dan yang akan bertahan hidup kekal bersama dengan jiwa morontia.

Morontia adalah istilah mengenai suatu level yang luas yang menjembatani antara alam material dan spiritual. Suatu alam peralihan. Bisa menunjuk pada suatu pribadi atau bukan pribadi, hidup atau tidak. Jika atapnya adalah roh, maka dasarnya adalah materi.

 

ENERGI DAN POLA

Segala sesuatu yang berespon terhadap sirkuit pribadi Bapa, kita sebut pribadi (personal). Segala sesuatu yang berespon terhadap sirkuit Anak, kita sebut roh. Semua yang berespon terhadap sirkuit pikiran Allah Roh, adalah pikiran. Segala sesuatu yang berespon terhadap sirkuit gravitasi material berpusat di Sorga-bawah, kita sebut energi dan materi dalam segala bentuk diantaranya.

Energi digunakan dalam alam spiritual, pikiran, dan material.

Energi fisik adalah istilah yang berkait dengan semua fase dan bentuk dari gerak fenomenal, aksi, dan potensi.

Manifestasi energi fisik dibagi sebagai berikut :

  1. Cosmic Force, adalah semua energi yang berasal dari Unqualified Absolute, namun yang belum responsif terhadap gravitasi Sorga.
  2. Emergent Energy, adalah semua energi yang sudah responsif terhadap gravitasi Sorga, namun belum respionsif terhadap gravitasi lokal atau linier. Energi ini ada dalam bentuk pra-elektron.
  3. Power, semua bentuk enegri yang responsif terhadap gravitasi Sorga dan juga gravitasi linier lokal. Ini adalah pada level elektron, dan juga mencakup evolusi berikutnya.

Pikiran (mind) adalah fenomena berkaitan dengan kegiatan-kehadiran dari pelayanan kehidupan (living ministry). Bagi yang berpribadi, pikiran itu jembatan antara roh dan materi. Itulah sebabnya dalam alam semesta ada tiga macam terang : cahaya material, pengetahuan intelektual, dan terang roh.

Terang (light) – terang roh (spirit luminosity) adalah suatu simbol kata, mengenai manifestasi kepribadian yang menjadi karakteristik dari makhluk roh dari berbagai golongan. Terang roh ini tidak berkaitan dengan pengetahuan atau terang fisik.

POLA (pattern) –dapat diproyeksikan sebagai material, spiritual, atau pikiran, atau kombinasinya. Pola dapat melingkupi kepribadian, identitas, entitas, atau benda mati. Pola adalah pola, hanya salinannya (copynya) yang diperbanyak.

Pola dapat mengkonfigurasikan energi, tetapi tidak mengendalikannya. Gravitasi adalah kendali satu-satunya terhadap materi. Ruang dan pola tidak responsif terhadap gravitasi. Namun, ruang adalah bukan pola atau pola potensial. Pola adalah konfigurasi realitas yang telah melunasi semua hutang gravitasi; realitas dari semua pola terdiri dari komponen-komponennya, baik energi, pikiran, soh atau materi.

Beda dengan aspek total, maka pola menunjukkan aspek indivvidual dari energi dan pribadi. Pribadi atau identitas adalah pola yang dihasilkan dari energi – roh, pikiran, materi) tetapi tidak inheren di dalamnya.

Pola adalah suatu master design darimana salinannya dibuat. Sorga adalah pola absolut. Allah Anak adalah pola kepribadian. Allah Bapa adalah asal dari keduanya. Namun Sorga tidak dapat memberikan pola, dan Anak tidak dapat memberikan kepribadian.


YANG MAHATINGGI (THE SUPREME BEING) dan selanjutnya akan dimuat pada Pengantar Bagian ke Dua


daftar paper buku Urantia