KEJATUHAN ADAM DAN HAWA

Paper 75. The Default of Adam and Eve

Adam dan Hawa adalah Material Son, yang ditugaskan untuk meningkatkan taraf biologi manusia di sebuah planet yang sudah mencapai batas evolusinya. Mereka dikirim sebagai pemimpin planet. Untuk meningkatkan level biologis manusia, Adam dan Hawa berkembang biak dulu sampai cukup banyak, kemudian anak-anak mereka akan bercampur dengan tiap suku manusia, melahirkan generasi baru yang lebih unggul, baik secara spiritual maupun secara akal dan fisik. Dari segi fisik, misalnya, keturunan bibit unggul ini akan lebih resisten terhadap bibit penyakit.

Selama lebih dari 100 tahun sejak kedatangan Adam dan Hawa di bumi, nampaknya tidak ada kemajuan berarti bagi manusia di bumi. Bumi memang sudah rusak karena pemberontakan Caligastia, si Pangeran Penguasa Bumi (planetary prince). Kondisi kerohanian manusia sangat menyedihkan. Manusia harus diajari dari nol bagaimana mulai memiliki kepercayaan agama yang benar. Bumi sulit dipersatukan. Dialek lokal terlalu banyak. Apalagi karena bumi ini terisolir, sehingga Adam dan Hawa kesepian. Moral dan iman mereka menjadi lemah.

Problem-problem ini sering dikatakan oleh Adam pada isterinya, akan membuat tugas mereka di bumi akan terhambat. Mereka ingin melihat hasil lebih cepat, dan mereka menjadi tidak sabar.

Suasana inilah yang dimanfaatkan oleh si Ular, Caligastia dan Daligastia. Berkali-kali mereka bertemu dengan Adam dan Hawa, tetapi tidak berhasil membujuk untuk ikut memberontak. Caligastia saat itu masih menjabat Planetary Prince, dan baru dipecat pada masa Yesus. Yesus mengatakan bahwa Penguasa Bumi telah dihakimi.

Gagal membujuk Adam, akhirnya Caligastia berusaha masuk lewat Hawa. Hawa (dan umumnya para wanita) memiliki kelemahan kurang berpikir jangka panjang tetapi ingin segera melihat hasil yang nyata. Para Melchizedek sudah wanti-wanti pada Hawa mengenai hal ini, bahwa karena Bumi terisolir, maka mereka harus lebih sabar. Hawa sebenarnya sama sekali tidak bermaksud mengkhianati rencana suaminya, tapi akhirnya si Caligastia jahat inilah yang menjebak Hawa.

Paper 75 menceritakan panjang lebar mengenai kisah pencobaan pada Hawa. Secara singkat, pencobaan ini adalah karena rencana seorang bernama Serapatatia, pemimpin suku Nodite barat atau Syria. Dia dan suku Nodite tertarik untuk mengikuti program Taman Eden. Dia sebetulnya jujur, tetapi tanpa sadar dimanfaatkan oleh Caligastia. Dia menjadi asisten Adam dan sering berdiskusi soal rencana ke depan. Suatu hari dia mengusulkan pada Hawa agar melakukan jalan pintas, yaitu agar mau memiliki keturunan dari seorang pria Nodites. Lima tahun rencana ini disusun, sampai akhirnya Hawa ‘berselingkuh’ dengan Cano, seorang pemuda dari suku Nodites. Di luar Taman Eden, seks bebas adalah hal yang umum, tetapi di Eden, itu adalah dosa.

Solonia, malaikat Eden mencari dan menegur Adam dan Hawa akibat pelanggaran perjanjian Eden ini. Hawa sudah ikut melakukan hal yang baik dan buruk. Hal yang baik adalah ikut rencana ilahi. Dosa, hal yang buruk adalah pelanggaran pada kehendak ilahi. Kejahatan adalah salah rencana dan salah penggunaan cara yang mengakibatkan kekacauan bumi dan ketidak-harmonisan alam semesta. Niat Hawa dan Cano itu baik, tetapi caranya salah.

Setiap kali Adam dan Hawa makan buah pohon kehidupan, mereka selalu diingatkan agar tidak menggunakan metode Caligastia, yaitu menggabungkan antara yang baik dan yang jahat. Dikatakan "pada hari engkau mencampurkan yang baik dan yang jahat, maka pastilah engkau menjadi sama seperti manusia biasa, akan mati".

Tahu bahwa Hawa akan mati, Adam merasa hancur. Dia sengaja ikut berselingkuh dengan seorang perempuan Nodite karena dia merasa tidak mampu hidup tanpa Hawa.

Mendengar kisah Hawa ini, penduduk Eden marah besar. Mereka menyerang pemukiman Nodite terdekat dan membunuh semua orang termasuk Cano. Serapatatia bunuh diri. Akibat dari dua kejadian ini, penduduk suku Nodite di sebelah utara berkumpul dan bergerak menuju Eden.

Adam tidak mau berperang. Akhirnya mereka memutuskan untuk pindah ke sebelah timur. Pohon kehidupan yang ditanam di kuil Allah Bapa ditinggal dan dikuasai oleh orang Nodites. Mereka tidak bisa menggunakan buah pohon ini, karena struktur badan mereka tidak dibuat untuk bisa menggunakan buah ini agar dapat memperpanjang umur. Akhirnya karena suatu peristiwa, pohon ini hancur.

Pada perjalanan ke Mesopotamia, Eden yang kedua, pada hari ketiga, rombongan mereka terhenti karena kedatangan serafim transport. Anak-anak yang masih di bawah 12 tahun dibawa ke Edentia, sedangkan yang di atas 12 tahun disuruh memilih. Dua pertiga dari anak-anak Adam memilih pergi ke Edentia, dan hanya sepertiga mereka masih mau ikut orang tuanya. Perpisahan yang sangat mengharukan.

Gabriel dan Pengadilan Salvington memutuskan bahwa Adam telah gagal dalam tugasnya. Namun demikian, mereka tidak memberontak terhadap pemerintah alam semesta.

Akhirnya rombongan itu memasuki Taman Eden yang kedua, yaitu Mesopotamia, di tengah aliran sungai Efrat dan Tigris.

Jika di Eden pertama, hidup menjadi mudah karena sebagian sudah diatur, maka di Eden kedua, Adam harus merasakan seperti manusia biasa yang lain, bekerja keras dan berkeringat untuk mengolah tanah agar bisa makan.

Nasib ras ungu, keturunan Adam, Kain dan Habel, kematian Adam dan Hawa, dan yang lain dapat diikuti dalam bab mengenai Ras Ungu. (catatan : anak dari Hawa dari hasil selingkuh dengan Cano adalah Kain)