ALLAH – SIFATNYA (ATTRIBUTES OF GOD)

Paper 3.

Atribut, atau sering disebut sifat Allah, telah didefinisikan dalam agama monoteisme - Islam, Yahudi dan Kristen. Berikut ini adalah beberapa sifat dari Allah :

Allah Ada Dimana-mana (Mahahadir, Omnipresent)

Allah Bapa ada di mana-mana (everywhere present) pada waktu yang sama. Allah adalah semua dan di dalam semua, namun belumlah semua dari Allah. Allah lebih besar dari semua yang diciptakan ini. Allah diwahyukan di seluruh alam semesta, tetapi alam semesta tidak dapat menampung Allah.

Kehadiran Allah selalu ada di alam semesta master (master universe). Makhluk ciptaan tidak hanya ada dalam Allah, tetapi Allah juga hidup dalam ciptaan-Nya. Dia tinggal di dalam kita. Allah dapat menembus ruang waktu. Kehadiran Allah paling nyata di Sorga dan Havona, karena di luar itu Allah membatasi kehadiran langsung untuk menghargai para pencipta dan pemerintah dalam alam semesta ruang waktu (para Creator Son dan yang lain).

Walaupun demikian, Allah hadir dalam hati manusia melalui Roh Allah yang diberikan dalam hati mereka, dan efektivitasnya ditentukan oleh level kerjasama antara Roh Allah dan manusia yang didiami olehnya.

Kuasa Allah Tidak Terbatas (Infinite Power)

Dia bisa melakukan apa saja sesuai kehendak-Nya. Segala sesuatu mungkin dalam Dia. Hanya Dia yang menciptakan hukum dan aturan alam semesta. Semuanya berjalan sesuai rencana-Nya. Tidak ada yang mustahil bagi Dia, sebab Dia yang menopang semua gerak benda angkasa. Dia mengendalikan semua energi dan daya. Tidak ada peristiwa semesta yang tidak bisa dikendalikan oleh-Nya. Dia omnipotent, mahabisa, maha kuasa.

Kemahakuasaan Allah dengan sempurna dikoordinasikan dengan sifat-Nya yang lain, dan dalam alam semesta, dikondisikan atau disesuaikan dengan 3 keadaan berikut :

  1. Keadaan Allah, khususnya oleh kasih, kebenaran, keindahan, dan kebaikan
  2. Kehendak Allah, oleh pelayanan belas kasih dan hubungannya sebagai Bapa seluruh ciptaan-Nya
  3. Hukum Allah, oleh kebenaran dan keadilan Allah

Jadi Allah tidak mau bertindak sewenang-wenang, karena ketiga faktor di atas.

Pengetahuan Allah yang Universal (Mahatahu)

Allah tahu segala sesuatu. Hanya Dia yang tahu jumlah seluruh bintang dan planet. Semuanya ada dalam kesadaran Allah. Dia juga tahu penderitaan umat manusia. Sirkuit pribadinya meliputi semua ciptaan.

Apakah Allah tahu akan dosa yang akan diperbuat anak-anak-Nya? Ya, mungkin Dia tahu, tetapi tidak ada hal yang baru atau mengherankan bagi Allah. Sebagaimana kemahakuasaan tidak berarti mampu untuk mengerjakan apa yang tidak dapat dikerjakan, demikian pula kemaha-tahuan tidak berarti mengetahui apa yang tidak dapat diketahui. Pernyataan semacam ini susah dipahami manusia.

Ketidak-terbatasan Allah

Potensi yang dimiliki Allah tidak akan berkurang. Manusia karena umur bisa kehilangan kemampuan, tetapi Allah tidak. Walaupun kenyataannya saat ini banyak supernova, nebula, galaksi dan bintang-bintang baru bermunculan, Allah tidak pernah kekurangan kemampuan mengendalikannya. Bermunculannya materi baru memerlukan penyesuaian dan penambahan gravitasi, tetapi Allah tidak pernah kehabisan energi.

Bahkan Dia mengirim Roh-Nya untuk tinggal dalam hati manusia, itupun bukti bahwa Allah mampu menjangkau anak-anak-Nya di manapun berada. Pendekatan manusia kepada Allah terjalin melalui dan oleh kasih.

Bapa ada sebelum segala sesuatu ada. Semua filsafat dan ilmu pengetahuan manusia, cepat atau lambat, akan menyadari bahwa alam semesta ini ada pendahulunya. Alam semesta tidak terjadi dengan sendirinya. Ada kehendak dan pekerjaan penciptaan.

Allah Bapa itu pribadi, personal, yang punya kehendak, memiliki kesadaran ilahi, pikiran kreatif, mengejar kepuasan atas tercapainya sesuatu, dan menyatakan kasih pada anak-anak-Nya. Dia lebih dari kuasa, bentuk, energi, proses, pola, prinsip, hadirat, atau realitas yang ideal. Jadi bagaimana kita mengenali pribadi Allah yang tidak terpahami itu? Sifat Allah itu dapat dilihat dalam hidup Yesus Kristus, inkarnasi dari Michael, Creator Son, Anak Allah dan Anak Manusia.